Tradisi
adalah sesuatu yang dilakukan sejak lama dan menjadi kebiasaan dari
suatu kelompok. Jaman dulu terutama pada suatu suku pedalaman, sangat
banyak kita temukan tradisi yang bisa diakatakan kejam dan mengerikan di
lakukan hingga saat ini. Namun kebanyakan tradisi tersebut ditukan
kepada para pria suku suku tersebut. Ternayat sahabat anehdidunia.com di
beberapa suku pedalaman ternyata para wanita juga ada yang mengalami
tradisi seram ini. Berikut tradisi kejam terhadap wanita suku pedalaman.
Gadis
dalam Etnis Tiv yang tinggal di Nigeria diharuskan melalui ritual yang
sangat menyakitkan saat menuju kedewasaan. Pada saat mendapatkan Haid,
gadis suku Tiv diwajibkan menjalani ritual penyayatan perut yang sangat
menyakitkan agar bisa disebut wanita sejati.
Gadis
yang melalui ritual penyayatan perut akan merasa sangat kesakitan
karena dalam prosesnya sama sekali tidak dilakukan pembiusan atau
penangan secara medis. Ritual ini harus dilalui untuk menandakan
kedewasaan dan dipercaya dapat meningkatkan kesuburan sang gadis.
Suku Sabiny Uganda Khitan Wanita
Khitan
bagi kaum wanita sudah merupakan hal yang umum, namun Khitan wanita
dalam suku Sabiny di Uganda ini sangat mengerikan. Dalam Khitan wanita
ala suku Sabiny, bagian klitoris wanita akan dipotong sebagian atau
malah seluruhnya, hal ini dimaksudkan agar hasrat seksual wanita
berkurang jadi akan tetap setia pada pasangannya.
Saat
proses Khitan, sang wanita harus bisa menahan sakit yang luar biasa.
Suku Sabiny percaya jika sang wanita berhasil melalui rasa sakit yang
luar biasa tersebut maka dia akan sanggup menahan rasa sakit saat
melahirkan anak-anaknya dan dapat melalui berbagai cobaan hidup dengan
tegar.
Setrika Dada Kamerun
Sebagian besar wanita di dunia ini mendambakan Payudara yang besar dan indah, namun tidak dengan wanita di negara kamerun, sebagian warga kamerun yang masih kuat mempertahankan budaya tradisionalnya meyakini bahwa payudara menonjol akan membawa keburukan bagi wanita karena akan menimbulkan birahi pria.
Hal
tersebut membuat para gadis yang beranjak dewasa harus mengalami
kesakitan yang teramat sangat ketika dada mereka di setrika. Para gadis
yang berusia remaja disetrika dadanya menggunakan batu, palu, spatula
logam atau kayu yang sudah dipanaskan, setelah itu sang gadis diharuskan
memakai korset untuk menyamarkan bentuk dada. Tardisi menyakitkan ini
dipercaya dapat menghindarkan sang gadis dari pelecehan seksual atau
kehamilan diluar nikah yang memalukan.
Suku
Nootka yang tinggal di wilayah kepulauan Vancouver mempunyai ritual
menyakitkan bagi para gadis yang beranjak dewasa. Gadis yang mendapatkan
"Menarche" (sebutan haid pertama bagi suku Nootka) diharuskan berendam
di laut dalam keadaan telanjang dan dalam keadaan haid selama beberapa
hari.
Saat
ujian menyakitkan ini berakhir biasanya sang gadis sudah tidak kuat
untuk berdiri dan pada saat itu anggota suku yang lain akan bersorak
gembira karena sang gadis dianggap sudah berhasil melewati tantangan dan
siap menjadi wanita dewasa.
Wanita
Suku Amazon masih beruntung karena yang harus merasakan sakitnya di
gigit semut mematikan adalah kaum pria. Berbeda dengan Suku Carib,
dimana para gadislah yang harus melewati siksaan yang luar biasa sakit
saat memasuki kedewasaan.
Para
gadis suku carib harus melalui ritual menyakitkan yaitu tangannya
dipaksa memegang gumpakan kapas yang terbakar sampai tangan mereka
melepuh kemudian diharuskan menahan rasa sakit karena terbakar hingga
waktu yang ditentukan. Rasa sakit yang diterima para gadis suku Carib
belum usai disitu, karena setelahnya si gadis juga diharuskan memakai
kain penutup yang pada bagian dalamnya dipenuhi oleh semut beracun.
Pada
saat seorang gadis di suku Navajo mendapatkan haid pertamanya, dia
harus melewati ritual yang cukup menyiksa yaitu lomba lari dengan
memakai pakaian tradisional dari kulit rusa yang sangat berat selama
empat haru berturut-turut dalam keadaan haid.Sang gadis harus bangun
saat matahari terbit dan berlari menuju arah datangnya matahari terbit.
Pada
saat malam setelah lomba lari yang menyiksa tersebut, sang gadis harus
duduk selonjor sepanjang malam dan keesokan harinya dia diharuskan
membuat kue dari tepung jagung yang sangat besar untuk diberikan
keseluruh anggota suku.
Suku
Ngoni memiliki tradisi kedewasaan bagi para gadis yang juga
menyakitkan, tradisinya hampir sama atau bisa dibilang perpaduan dari
tradisi suku Nootka dan suku Algonquin. Para gadis yang memasuki usia
dewasa akan diasingkan ditempat terpencil selama tiga bulan dengan tubuh
yang dibaluri dengan sejenis tepung putih yang menandakan pemisahan
fisik dan rohani dari masyarakat dimana dia tinggal.
Setelah
diasingkan selama tiga bulan, sang gadis masih harus menjalani satu
ritual yang juga tidak menyenangkan yaitu diharuskan duduk telanjang
didalam air sungai atau danau selama beberapa waktu. Sang gadis
diperbolehkan keluar dari air jika salah satu wanita yang dituakan dalam
suku memperbolehkannya untuk keluar.
Beruntunglah
para wanita jaman sekarang yang tidak ada lagi tradisi ritual seperti
itu yang sangat tidak bijaksana untuk dilakukan. semoga tradisi
mengerikan terhadap wanita ini menambah wawasan anda dan tetap
menanamkan bahwa segala bentuk kekejaman kepada wanita harus dihentikan.
Tradisi Kejam Terhadap Wanita Suku Pedalaman
Reviewed by Unknown
on
6:30 AM
Rating:
No comments: